Pilihan Terapi pada Overactive Bladder Refrakter
Rinto Hariwibowo
Harrina E. Rahardjo
December 29, 2014 • DOI: 10.23886/ejki.2.4505.
Abstract
Overactive bladder (OAB) merupakan suatu kondisi yang berkaitan dengan gangguan proses berkemih. International Continence Society menetapkan OAB sebagai suatu gangguan berkemih yang terdiri dari gejala desakan, dengan atau tanpa inkontinensia, umumnya disertai dengan sering berkemih dan nokturia, tanpa suatu bukti infeksi atau proses patologis lainnya. Saat ini, terapi lini pertama OAB meliputi Perubahan gaya hidup, terapi fisik dan/atau perilaku, pengaturan jadwal berkemih, hingga pemberian obat golongan antimuskarinik. Ada beberapa kasus OAB yang memiliki respon kurang baik terhadap terapi lini pertama. Pasien dengan OAB yang tidak menunjukkan respon positif setelah menjalani terapi lini pertama selama tiga bulan harus menjalani pemeriksaan urodinamik dan sistoskopi untuk mengevaluasi penyebab lain dari gejala berkemih yang dialami. Untuk kasus refrakter, harus dipertimbangkan penggunaan terapi lini kedua yang bersifat lebih invasif. Injeksi botulinum toxin intravesika, neuromodulasi sakral, dan sistoplasti merupakan pilihan terapi lini kedua bagi OAB yang refrakter terhadap terapi konservatif lini pertama. Ketiga terapi lini kedua tersebut cukup invasif, sehingga terapi alternatif seperti stimulasi N. Tibialis posterior, Mirabegron, serta kombinasi dual antimuskarinik dapat menjadi pilihan.