Upaya Mempertahankan Eksistensi Cengkeh di Provinsi Maluku melalui Rehabilitasi dan Peningkatan Produktivitas
Agung Budi Santoso
June 29, 2018 • DOI: 10.21082/jp3.v37n1.2018.p26-32
Abstract
Cengkeh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional maupun daerah secara berkelanjutan, baik sebagai komoditas ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Cengkeh berkembang pertama kali di lima pulau kecil di Maluku, yakni Bacan, Makian, Moti, ternate, dan Tidore. Masyarakat Maluku telah mem- budidayakan cengkeh secara turun temurun dan Maluku memiliki keragaman sumber daya genetik cengkeh yang tinggi. Cengkeh asli Maluku yang banyak dikenal adalah cengkeh AFO, Tibobo, Tauro, Sibela, Indari, Air mata, Dokiri, dan Daun Buntal, sedangkan cengkeh budi daya yaitu Zanzibar, Siputih, Sikotok, dan Ambon. Keanekaragaman varietas dan kondisi agroekologi yang mendukung menjadikan Maluku sebagai produsen cengkeh terbesar di Indonesia setelah Sulawesi Selatan. Produksi cengkeh di Maluku pada masa mendatang diperkirakan akan terus menurun karena berbagai kendala, terutama akibat minimnya peremajaan atau rehabilitasi tanaman rusak karena ditinggalkan petani sebagai dampak rendahnya harga atau minimnya introduksi teknologi sehingga produktivitas tanaman rendah. Tulisan ini menjelaskan proyeksi produksi cengkeh Maluku dengan dan tanpa rehabilitasi. Berdasarkan hasil analisis model sistem dinamis diproyeksikan penurunan produksi cengkeh terus berlanjut hingga 15 sampai 30 tahun mendatang. Upaya mempertahankan eksistensi Maluku sebagai penghasil cengkeh dan peningkatan produksi harus segera dilakukan terutama dengan cara rehabilitasi tanaman dalam jangka panjang. Upaya rehabilitasi dengan cara mengganti tanaman tua danmempebaiki 10% lahan rusak per tahun akan memenuhi permintaan cengkeh yang meningkat 1,5% per tahun. Rehabilitasi tanaman harus diiringi dengan upaya peningkatan produktivitas melalui pemupukan guna memperbaiki kerusakan tanaman setelah panen dan dilakukan dalam jangka pendek.Kata kunci: Cengkeh, areal pertanaman, rehabilitasi, produktivita.