Penyelidikan KLB Keracunan Makanan Acara Ruwahan di Desa Mulo, Gunung Kidul Provinsi DIY
Mur Prasetyaningrum
Z. Chomariyah
Trisno Agung Wibowo
Jully 30, 2018 • DOI: 10.22146/bkm.37616
Abstract
Tujuan: Studi ini untuk mengetahui gambaran KLB keracunan pangan yang terjadi di desa Mulo menurut deskripsi epidemiologi, faktor risiko dan penyebab KLB keracunan makanan. Metode: Studi ini menggunakan studi analitik case control, dimana kasus adalah orang yang mengalami sakit pada tanggal 7 - 8 Mei 2017, tinggal di desa Mulo dan mengkonsumsi makanan olahan dari bapak S dan K. Instrument menggunakan kuesioner. Hasil: KLB terjadi di Desa Mulo RT 5 dan 6 dengan jumlah kasus sebanyak 18 orang dari total population at risk 112 orang dengan gejala utama diare (100%), mual (72,2%), demam (66,6%), pusing (66,6%) dan muntah (50%). Dari diagnosa banding menurut gejala, masa inkubasi dan agent penyebab keracunan, kecurigaan kontaminasi bakteri mengarah pada E. Coli (ETEC). Masa inkubasi 1-16 jam (rata-rata 9 jam) dan common source curve. Penyaji makanan ada dua (pak K dan pak S). Dari perhitungan AR, berdasarkan sumber makanan mengarah pada makanan dari pak S (AR=42,8%). Bedasarkan menu, perhitungan OR dan CI 95 % jenis makanan yang dicurigai sebagai penyebab KLB adalah urap/gudangan (OR=4,33; p value0,0071) dan sayur lombok (OR=6,31; p value 0,0071). Sampel yang didapatkan adalah sampel air bersih, feses, dan muntahan penderita, sampel makanan tidak didapatkan karena keterlambatan informasi dari masyarakat. Hasil laboratorium, Total Coliform sampel air bersih melebihi ambang batas, sampel feses dan muntahan mengandung bakteri Klebsiella pneumonia.Simpulan: Terdapat 3 (tiga) faktor yang diduga sebagai penyebab keracunan pada warga Desa Mulo yaitu air bersih untuk mengolah makanan tercemar bakteri patogen, pengolahan makanan tidak hygienis dan penyajian makanan pada suhu ruang lebih dari 1 jam.