Industri Kreatif Ulos pada Masyarakat Pulau Samosir
Mangihut Siregar
2017
Abstract
Ulos identik dengan Orang Batak, di mana ada Orang Batak di situ ada ulos. Segala upacara adat selalu menggunakan perlengkapan ulos. Karena keperluannya yang sangat penting sehingga mereka berusaha menenun untuk keperluan masing-masing. Dulu hampir semua Orang Batak dapat menenun ulos. Masuknya modernisasi menggeser produksi ulos dari tenunan tangan (tradisional) ke tenunan mesin. Ulos menjadi industri budaya, di mana komoditi ini diproduksi secara massal dan kegunaannya untuk dijual. Hasil tenunan mesin semakin kreatif dan lebih murah sehingga tradisi menenun secara tradisional semakin hilang.Produksi ulos yang dilakukan secara massal berimplikasi terhadap banyaknya ulos di pasaran dan menyebabkannya bukan lagi barang langka atau sakral. Dari segi pembuatannya memang tidak ada upacara khusus untuk menenun ulos, namun karena kegunaannya untuk keperluan ritual adat sehingga menjadikan benda ini menjadi benda sakral.Banyaknya ulos di pasaran menjadikan suatu peluang bagi Orang Batak untuk mengkreasikan ulos sebagai industri kreatif. Fungsi komoditi ulos semakin berkembang yang awalnya dimaknai sebagai penghangat badan lalu menjadi industri budaya. Dari industri budaya lalu dikembangkan menjadi industri kreatif. Hal ini mereka lakukan untuk menambah pendapatan dari segi ekonomi.