Strategi Humasda PT. Kai Daop 4 Semarang dalam Pengelolaan Krisis Konflik dengan Warga Desa Kebonharjo Tentang Reaktivasi Jalur Kereta Api Semarang Tawang Menuju Pelabuhan Tanjung Mas
Regina Silvia Br Ginting
Agus Naryoso
October 2, 2017
Abstract
Pada tahun 2016 lalu, sangat ramai diperbincangkan dan dimuat di berita-berita online maupun cetak, konflik yang terjadi antara PT. KAI Daop 4 Semarang dengan warga Desa Kebonharjo. Konflik tersebut bermula pada saat PT. KAI Daop 4 Semarang ingin melakukan reaktivasi jalur kereta api dari Stasiun Tawang ke Pelabuhan Tanjung Mas. Namun ternyata, lahan tersebut sudah di tempati oleh warga Desa kebonharjo selama berpuluh-puluh tahun dan sebagian dari warga tersebut sudah memiliki sertifikat hak milik yang di keluarkan oleh BPN Kota Semarang sehingga warga menolak reaktivasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Humasda PT. KAI Daop 4 Semarang dalam pengelolaan krisis konflik dengan warga Desa kebonharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme untuk menjabarkan USAha-USAha Humasda PT. KAI Daop 4 Semarang dalam menghadapi krisis. Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi situasi krisis (SCCT). Penelitian dilakukan kepada lima informan, 2 orang informan dari Manajer Humasda dan Staff Humasda PT. KAI Daop 4 Semarang, 2 orang informan dari warga Kebonharjo, dan 1 orang informan dari wartawan media massa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa krisis konflik yang terjadi antara PT. KAI Daop 4 Semarang dengan warga Kebonharjo termasuk kedalam jenis krisis Operational Crisis dan dalam penanganan krisis PT. KAI Daop 4 Semarang membentuk Tim Fasilitasi Reaktivasi Jalur kereta Api Semarang Tawang menuju Pelabuhan Tanjung Mas sebagai tim krisis. Dalam mengelola krisis konflik, Humasda PT. Kai Daop 4 Semarang menggunakan strategi Adaptive Change Strategy yaitu dengan melakukan pertemuan secara langsung dengan warga melalui kegiatan sosialisasi sebanyak tiga kali dan dalam pelaksanaan penertiban melakukan koordinasi dengan aparat keamanan Kota Semarang. Selain itu PT. KAI Daop 4 Semarang juga Melakukan Mendekataan kemasyarakatan melalui pelaksanaan program CSR di bidang: Lingkungan (bencana alam, kecelakaan rel), Kesehatan, Sosial Ekonomi, dan Pendidikan.Selain itu PT. KAI Daop 4 Semarang juga menjalin hubungan baik dengan media dengan memberikan feedback berupa pembuatan press release, melakukan interview secara langsung dan melakukan kegiatan Press Tour dan Media Visit. Berdasarkan Teori SCCT, krisis yang dialami oleh PT. KAI Daop 4 Semarang Termasuk ke dalam jenis krisis Challenges dan Organisational misdeed. PT. KAI Daop 4 Semarang memiliki tingkat Konsitensi PT. KAI Daop 4 Semarang rendah karena PT. KAI Daop 4 Semarang tidak pernah mengalami krisis yang serupa sebelumnya. Keunikan dari PT. KAI Daop 4 Semarang termasuk tinggi karena sesuai dengan visi PT. KAI Daop 4 Semarang bahwa Perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan Stakeholder.